Blog
“Diam-diam , aku tenggelam rasa syukur yang kurapal dalam hati”
Tahun baru sudah hampir berjalan dua bulan penuh, Artinya kebahagian baru pun seharusnya sudah tiba di sini, Namun entah mengapa , kepala ini masih melayang ke banyak memori yang sudah tak seharusnya aku ingat-ingat lagi.
Tepat Setahun lalu, hari ini seorang mantan kekasih mengajakku pergi, kami menghabiskan semalam suntuk untuk mencari matahari, berbagi banyak cerita sembari menciptakan bahagia kami sendiri.
Sedangkan hari ini. Di hadapanku, duduk manis seorang pujaan hati yang tengah menyeruput secangkir teh hangatnya. Ia tampak bahagia dengan pesanannya, dan tepat setelah mendapatiku memperhatikannya, ia lantas bertanya “mikirin apa sih”?
Aku pun tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala dengan pelan Menolak untuk Bercerita.
Diam-diam, aku tenggelam rasa syukur, yang ku rapal dalam hati, karena setelah ku pikir-pikir lagi, aku tak akan bisa bertemu perempuanku saat ini apabila aku tak pernah bertemu dengan mantan kekasihku setahun yang lalu.
Aku percaya tidak ada yang kebetulan di hidup ini, bahwa hidup ialah runtutan pristiwa yang sudah di takdirkan terjadi untuk kita, dan menurutku benar apa kata orang bilang di luar sana : tak akan ada pelangi tanpa badai, dan tak akan pernah ada kebahagiaan tanpa ada rasa sakit yang di rasakan.
Hari ini ku tatap lagi wajah perempuanku, tak ada dendam yang tersisa untuk mantan kekasihku, setahun yang lalu, ia benar, ia pernah menyakitiku di masa lalu. Tapi setelah ku pikir pikir lagi. Aku tak kan pernah merasakan hal baik ini tanpa pelajaran yang ku temui setahun yang lalu.
Apabila itu bukan hal baik. Yang patut ku syukuri pagi ini. Aku tak tahu lagi
Yang jelas ,untuk saat ini. Akan ku nikmati setiap detik yang ku miliki.
Akan ku syukuri setiap pelajaran yang ku terima hari ini, prihal bagaimana esok, biarkan itu urusan nanti.
Penulis : sufyanwahyudi