Blog
SIA-SIA YANG DI SENGAJA
- Maret 31, 2020
- Posted by: admin
- Category: Cerpen
Tidak ada komentar
Hari mulai gelap,senjapun menghilang aku sedang berada di kosanku sedang bersiap-siap menghadiri pertemuan organisasi di kampus, aku pun melangkah perlahan dari kosan yang berjarak agak jauh dari kampus
Langkah demi langkah ku hitung,
sesampainya di kampus lebih tepatnya hospotan kampus namanya, aku duduk sambil menunggu yang lain datang dan disitu juga aku di suguhkan gitar oleh temanku dan ku petik perlahan dengan jemari-jemari ku akupun tak sadar bahwa di sebelahku ada Teman sekelasku yang duduk di sana juga dengan dua temannya
Saat itu juga aku hampiri temanku dan ngobrol-ngobol biasa lebih tepatnya tasya namanya
“sya kamu ngapain disini” tanyaku untuk memulai obrolan itu.
“santai-santai saja suf hanya menghilangkat penat saja” jawabnya tasya
Di situpun aku tak lepas dari gitar aku beralunan nada yang tak jelas sambil melirik salah satu temannya tasya.
Tak lama salah satu temannya tasya yang ku perhatikan itu pun pindah tempat , aku pun langsung menanyakan pada tasya
“sya itu siapa”tanyaku langsung pada tasya
“temen ku,kamu suka suf?” cetusnya kepadaku “ah kamu jangan aneh-aneh dulu, tapi aku liat dia berbeda sya” lanjutku ke tasya “ emang siapa namanya sya” akupun menyambung kalimat
“selci dia anak jurusan sebelah sama- sama Maba juga kok” jawabnya tasya padaku “nanti tak mintain no. Nya suf tenang” sambung tasya
“wihh bener yah,awas kalau kamu bohong. Aku tunggu” kataku. Tak lama tasya pun menyusul temannya itu.
Padahal aku ada pertemuan waktu itu tapi seketika lupa wanita yang ku perhatikan tadi membuatlu lupa akan pertemuan organisasi itu ,entah mungkin apa benar ada sesuatu yang berbeda darinya.
Akupun bergegas menuju pertemuan itu dan aku lihat pun tasya bersama teman-temannya beranjak dari tempat yang tadi.
Usai pertemuan organisasi aku pun langsung pulang ke kosan dan pikiranku hanya satu, selvi tepatnya tak henti-henti aku memikirkannya. Akupun membuka whatsap dan langsung menanyakan kelanjutan dari obrolan tadi, “ sya gimana” ujarku
“gimana apanya suf” jawabnya tasya “helleh kamu lupa nomer nya itu si selvi gimana” lanjutku
“ini “ tasya pun memberi nomer wanita itu padaku,aku pun berpikir jika tak di respon ya sudah lah jika di respon ya alhamdulillah,
aku pun mulai chatan dengan kata “save” satu hari dilihat namun tidak di balas meski begitu aku pun tunggu sampai akhirnya selvi membalas “iya siapa”jawabnya
“sufyan yang kemaren di hospotan” jawabku “oo iya yang kemaren pegang gitar kan” lanjutnya,
Perlahan-lahan pun aku peduli menanyakan itu menanyakan ini dan selvi pun merespon akan hal itu
2 hari berlalu kita masih intens chatan siang dan malam, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya nongkrong di kopian dan iapun mau, “selvi tepatnya”
Sesampainya di tongkrongan kita pun ngobrol seolah-olah sudah kenal lama,akupun merasa senang akan hal itu, selepas pulag akupun tak henti-henti memikirkan nya aku juga bingung yah mungkin ini namanya cinta. Hehehe
4 haripun berlalu , saat sore kita berdua berencana ketemu di Hospotan kampus, sore waktu itu
tak ragu-ragu pun aku mengajaknya keluar dengan alasan aku ingin membeli sesuatu,
dia pun mau ikut bersamaku
Sepanjang jalan berdua dalam satu kendaraan,lepas itu akaupun memutuskan untuk santai-santai di bawah pohon beringin alun-alun dan memang sudah ada tempat duduknya.saat itu aku pun ingat dengan sangat jelas hari itu ,adalah Hari rabu malam kamis tanggal 02 oktober, aku pun berfikir “tak usah lama untuk memendam perasaan ini, ini juga waktu yang tepat untuk menyatakan prasaanku pada selvi” ujarku dalam hati
akupun mulai untuk memberanikan diri menyatakan, dalam pikiran pun tak ada harapan lebih untuk ia menerima perasaan yang aku sampaikan,
setelah ku sampaikan tiba-tiba hening untuk beberapa saat lalu ku ujarkan sebuah kalimat pertanyaan “gimana tentang hal yang ku sampaikan barusan”
tetap ian hening dan menatap ku dengan rasa yang memang tidak bisa ditafsirkan, beberapa menit kemudian ia pun menjawab dengan perlahan dan kata yang begitu singkat “iya aku mau”
kata yang tak pernah ku bayangkan sebelumya.
hari itulah dimana menjadi hari yang selalu ku ingat tempat yang penuh keramaian.
selepas pulang dari alun-alun kita mulai untuk chatan yang memang biasanya dua orang yang sedang jatuh cinta
sebulan berjalan kita masih baik-baik saya sebagai mana selayaknya
setiap minggu lebih tepatnya jum at-minggu dia pulang kerumah karna memang perkuliahan pada hari itu libur dan setiap jum at dan minggu aku ke terminal untuk ngantar dan menjemput karna memang belum berani untuk mengantar kerumahnya, rumahnya pun agak jauh tapi kembali lagi bahwa cinta tak pernah memandang jarak.
sampa di bulan ke 4 aku memberanikan diri untuk mengantarnya sampai kerumahnya dan bertemu langsung dengan kedua orang tuanya
sesampainya di sana, kedua orang tuanya menyambut dengan selayaknya karna memang dia sudah cerita tentang aku dan hubungan kita pada kedua orang tua.
dan taklama pun aku pulag karna memang sudah mulai sore dan perjalanpun kurang lebih 1 jaman ke kosanku
kita sudah mulai sama-sama yakin dan sudah mulai komitmen kedepannya untuk hubungan lebih serius
sampai di bulan ke delapan kuliah sudah mengumumkan bahwasanya ada liburan semester 2 minggu dan bisa di katakan kita akan menjalin hubungan ldr tetapi karna memang kembali lagi pada komitmen kita berdua bahwaa memang i ni bukan hubungan kayak anak sma dan sejenisnya melainkan inilah kedewasaan
tak lama berselang ada sesuatu yang memang bisa di katakan hal aneh atau kasarannya ada unsur orang lain
dan memang dia tidak bisa ketika menjalani hubungan jarak jauh
dan sakitnya lagi orang itu adalah masalalunya yang memang dulu tidak jelas tentang keberakhirannya
dan dia memilih untuk ke,bali pada masalalunya sedangkan yang aku rasa adalah hubungan serius yang tiba-tiba dengan sekaligus di patahkan begitu, awal nya aku mempertahankan dengan erat hubungan ini meski aku tau ini akan menyiksa dan akan lebih sakit, tapi kembali lagi pada perasaanku yang memang tidak main-main, dengan harapan ia akan kembali lagi dan memulai serta memperbaiki darii awal an melangkah pada keseriusan yang sebenarnya
tetapi hari ke hari,bulan kebulan, hal itu mlah menjadi-jadidengan rasa tidak ikslas dan memang harus aku melepaskannya , agar tidak semakin dalam rasa sakit yang aku rasakan
banyak hari yang ku habiskan untuk kembali mendatangi tempat-tempat yang memng pernah kita, atau lebih tepatnya aku an dia singgahi
tangisan setiap malam yang memang menemaniku sampai akhirnya aku mengalami kematian rasa dan sudah tak peduli dengan sebuah rasa kepada wanita
dan saat itulah karir dalam aku menulis di mulai
dari sana aku belajar bahwa jika memang bukan untuk ku bagaimanapun caranya tidak akan pernah jadi milikku
dan iya jalan satu-satunya untuk menunjukkan rasa sayang adalah dengan meng ikhlaskan
banyak pelajaran yang ku alami
banyak air mata yang jatuh
dan juga sudah terlalu banyak sakit hati yang terpendam
hari ini aku kembali berdiri dengan keteguhan hati dan kesadaran diri
aku melangkahkan kaki dengan harapan semua akan baik-baik saja tanpa senuah cinta
dan ku taruk dalam-dalam di satu sisi tapi tak kusinari lagi
dan akan ku biarkan rasa ini mati
Penulis : sufyanwahyudi