Blog
RINDU JADI HARU
- November 6, 2022
- Posted by: admin
- Category: Cerpen
Tidak ada komentar
“Semesta lucu ya”
Dari caramu mencintaiku, aku tahu bahwa jarak itu soal rasa bukan angka. Tidak peduli berapa ribu KM jarak terbentang antara kita, memaksa kita menunda rindu yang menggebu dan hasrat ingin bersatu.
Juga berapa ratus menit jam dinding akan berputar, untuk membangunkanmu lebih lama dan membangunkanku sebelum pagi buta. Setiap hari selalu seperti itu.
Seperti halnya mereka yang melekat bisa menciptakan jarak sebisa yang mereka mau, begitu juga kita yang bersekat bisa menghapus jarak sebisa yang kita mampu. Dan bersamamu aku mampu melewati hal-hal di luar batasku.
Dengan jarak kita mampu melewati jembatan penghubung untuk melewati jurang pemisah. Aku bisa merasa kamu hidup dalam kehidupanku, meski nyatanya tidak begitu.
Aku bisa mendengar suaramu ikut bernyanyi dalam senandungku , lantunanmu terngiang di benakku menyanyikan banyak lagu yang kita tahu. Dan aku suka berhalusinasi saat teringat tentangmu, tentang kita berdua.
Aku juga bisa melihatmu senantiasa di sampingku setiap harinya. Seperti duduk tepat di hadapanku dikala aku sedang menyantap hidangan yang kan ku makan. Serta aku bisa mencium aroma wangi tubuhmu.
Aku bisa merasakan hadirmu yang memelukku hangat dalam dinginnya malam ketika aku terjaga untuk mengerjakan tugasku.
Semesta lucu ya, yang ingin berpisah dijadikannya bersama, yang ingin bersama dijadikannya berbeda.
Tapi ketahuilah, sedikit pun aku tak menyesal mengenalmu. Meski akhirnya nanti, rasa yang kita punya gagal menjadikan kita bersama.
Pada akhirnya rasamu dengan ragamu
Begitupun rasaku yang menyatu dengan ragaku
Rasa yang ku rasakan sendiri, meski tebelenggu
Penulisa: Desy Widia