Blog
MULUT YANG TERTUTUP
- Oktober 11, 2022
- Posted by: admin
- Category: Puisi
Mulut yang Tertutup
Tempat paling nyaman, rumah tak bertuan
Satu persinggahan, dimukim banyak orang
Ditatap pasang mata yang selalu awas
Dikelilingi telinga yang siap jadi pendengar
Aku, mulut yang tertutup, tak keluar sepatah kata pun
Berdiri di tengah riuh, melukis senyum
Padahal tak sendiri, tak juga ingin menyendiri
Ada banyak raga di samping, menemani
Jika ada yang salah dalam diri
Mereka bertanya, apa aku bisa melewati
Aku, mulut yang tertutup, tak keluar sepatah kata pun
Mengangguk, ‘tak apa’ ucapku
Bagaimanalah, bagaimana bisa percaya
Awan mendung tak selamanya berakhir hujan
Siang yang terang tak selamanya berakhir jingga
Pun, peduli mereka tak selamanya nyata
Boleh jadi hanya topeng, boleh jadi hanya agar terlihat manusiawi
Aku, mulut yang tertutup, memilih diam membisu
Bukan prasangka buruk, sungguh bukan begitu
Waktu yang terangkai, memberi pelajaran
Raga-raga yang lebih banyak ingin tahu
Sedikit yang benar-benar peduli perasaan
Mereka malah bercerita, sesenggukan
Betapa lara perjalanan hidup yang belum terlewatkan
Meminta belas kasihan, sekadar menepuk-nepuk punggung prihatin
Menguatkan hati, agar kembali berlari
Walau bisa saja cerita itu hanya rekaan, dibuat-buat
Aku, mulut yang tertutup, tetap mendengarkan
Sayang, sepertinya simpati yang diberikan terlalu berlebihan
Atau memang dasarnya saja tak ada balasan
Mereka yang bercerita, rupanya hanya ingin didengarkan
Setelah sedikit tenang, mereka kembali melanglang
Kalimat mereka dusta, sekadar penenang
Ada yang mendengarkan, rupanya ingin tahu saja
Terlihat peduli di depan, padahal tertawa di belakang
Lantas bicara pada semua orang, membongkar rahasia
Tak ada yang bisa dipercaya, raga-raga itu hanya pura-pura
Aku, mulut yang tertutup, menatap redup
Tak ada yang bisa dipercaya
Aku, mulut yang tertutup, tak mau menggenggam kalimat mereka
Tak ada yang mendengarkan
Aku, mulut yang tertutup, tak ingin berucap
Memilih sendiri
Di tengah ramai ruangan
Di tengah pasang mata yang menatap
Di tengah telinga yang mendengar
Aku, mulut yang tertutup, memilih sendiri
Mungkin lebih baik, dari mereka yang hanya pura-pura peduli
Aku, mulut yang tertutup, memilih sendiri
Entah sampai kapan begini
Aku, mulut yang tertutup, memilih sendiri
Mungkin, sampai ada raga yang menjadi pendengar baik
Memberi kasih sayang dengan bukti
Penulis :Greendwi