“Di mana-mana. Kita menormalisasi “berkarya” sebagai bentuk pelarian dari kegilaan dunia yang tengah kita jalani. Padahal. Tidak berkarya pun tak apa.”
Setahun belakangan, banyak orang berlomba menjadi baik-baik saja dengan cara-cara yang tak biasa.
Kewarasan jadi sesuatu yang sulit di dapatkan.
Katanya harus tetap produktif, Katanya harus tetap berkarya, kalau tidak, sudah bisa di pastikan kau tak akan bisa bertahan.
Alih-alih menjadi baik-baik saja, tekanan yang kita dapatkan Setahun belakangan ini malah berakhir membuat kita hampir gila
Di televisi, banyak artis ibu kota berlomba mengampanyekan kebahagian semu mereka.
Di media sosial, Banyak orang berlomba terlihat bahagia dengan segudang karya yang mereka buat selama Di rumah Maupun di luar rumah.
Di mana-mana. Kita menormalisasi “berkarya” sebagai bentuk pelarian dari kegilaan dunia yang tengah kita jalani. Padahal. Tidak berkarya pun tak apa.
Beberapa hari yang lalu, seorang kekasih lama mengucapkan Selamat atas pencapaikan ku, Alih-alih berbangga hati, Dengan ikut bersuka cita atas pencapaian tanpa paham akan jalan yang sudah di terjang, tetapi mendapat pengakuan dari orang lain malah membuat semangat semakin hidup “begitu kata orang waras”
Lagi pula sebuah “pencapaian” bukanlah suatu tolak ukur manusia untuk sebuah perubahan apalagi kualitas diri
Nyatanya, kadang “berkarya” hanya lah bentuk dari kegilaan yang tidak tau mau di ungkapkan dengan cara apalagi selain “berkarya”
Di bawah kendali orang-orang yang kurang waras “berkarya” di jadikan bahan untuk sebuah kesombongan, di bawah kendali orang-orang cerdas “berkarya” di jadikan bahan untuk produktif dan mengajak teman-temannya produktif pula
Menjadi orang waras pun tak semudah menyatakan “saya tidak gila” tidak hanya dari sebuah perkatan, sikap bahkan tatapan lah yang menjadi alat penilai, “berkarya” Adalah alat untuk bertahan hidup, “berkarya”adalag bahan untuk lebih dekat dengan teman bahkan kerabat, hitung-hitung bisa membuat lapangan pekerjaan dari “berkarya” tersebut. hal tersebut lebih baik dari pada di gunakan bahan untuk kesombong bukan.
Selama tetap bisa menjadi Waras, dengan atau tanpa menjadi produktif, dengan atau tanpa menghasilkan karya, seharusnya kita bisa saling mendukung tanpa saling menjatuhkan.
Ingat, kita tidak pantas menjadi lebih baik hanya karna kita mampu menghasilkan Sesuatu atau karya itu.
Penulis : sufyanwahyudi