Blog
KEBAHAGIAAN MANUSIA
Seorang teman dekat, baru saja mengumumkan pertunangannya di instastory. Seorang lagi baru saja mengunggah foto kelahiran bayi keduanya. Seseorang lainnya baru bercerita tentang kegagalan hubungannya untuk menginjak pada keseseriusan
Di usia pertengahan, banyak dari kita
yang berlomba-lomba untuk menjadi ini dan itu. Pencapaian orang-orang sekitar lantas menjelma menjadi tolok ukur kebahagiaan.
Kata orang, kita harus menikah untuk bisa bahagia. Kata yang lainnya, kita harus memiliki anak untuk bisa bahagia. Banyak “kata si ini” dan “katasi itu” yang lantas menjadi tekanan untuk kita. Seakan-akan, itulah satu-satunya cara untuk bahagia.
Padahal bahagia adalah perkara bagaimana kita merasakannya, alih-alih pencapaian “kata orang” yang tak pernah ada habisnya.
Melihat banyak kebahagiaan manusia terpampang jelas-jelas di beranda media sosialku, tak dapat kumungkiri bahwa aku pun tertekan. Aku tau, tak ada yang bisa menyamakan waktu tiap-tiap manusia.
Kata orang, usia pertengahan ini adalah waktu-waktu tersulit untuk belajar mendewasa. Tak ada satu pun buku pelajaran di sekolah yang mengajarkan kita bagaimana caranya. Kita hanya dipaksa menerima tanpa pernah diajarkan sebelumnya.
Mungkin sudah sewajarnya aku merasa demikian. Usia kepada dua memang menyebalkan. Namun, aku tau aku tidak akan pernah sendirian. Di luar sana, ada banyak jiwa yang membagi perasaan serupa.
Penulis : sufyanwahyudi
begitulah manusia, semua punya praporsinya