Blog
BOLEHKAH AKU
- Oktober 14, 2022
- Posted by: admin
- Category: Puisi
Bolehkah Aku
Penulis: GreenDwi
Bolehkah aku menatap matamu.
Sungguh, binar itu masih sama seperti dulu
Lembut, menembus jantung
Berdebar aku dibuatnya waktu itu
Matamu jadi penglihatanku
Menutup semua warna tak perlu
Menenangkan hati yang tengah pilu
Menyalurkan kehangatan dengan bisu
Bolehkah aku menikmati senyummu.
Indah sekali lengkungan yang terbentuk
Seperti menjalar lewat udara
Membuatku tersenyum juga
Senyum itu masih jadi penyemangat
Perasaan yang tengah gundah
Hilang tak bersisa
Melihat manis lengkung bibir yang diberikan
Bolehkah aku menggenggam tanganmu.
Rasanya hangat sekali waktu itu
Tak pernah dilepaskan genggamanmu
Sampai kita harus berpisah di depan rumahku
Tangan itu masih terasa
Menautkan jari-jari, saling mengisi
Seperti tak dibolehkan sendiri
Takut-takut ada yang mengganti
Bolehkah aku bercerita padamu.
Sungguh, orang yang kupercaya masih dirimu
Aku masih bersandar padamu
Bicara bagaimana orang-orang menghancurkanku
Telingamu tak pernah lelah mendengarkan
Tak berkomentar, mengangguk-angguk paham
Satu jam, tiga jam, tetap tak bosan
Menepuk bahu pelan, memberi semangat
Dulu, semua itu sudah berlalu, kini aku sendiri membisu
Tak ada yang tahu, tak ada yang menemaniku
Bolehkah aku bercerita padamu seperti dulu?
Entah kepada siapa lagi aku harus jujur
Kepada siapa lagi aku bisa terlihat rapuh
Kepada siapa lagi aku menangisi sakitku
Bingung, aku tak punya tempat berteduh
Hujan yang mengguyur, membasahi seluruh badanku
Tak ada yang berlari mendekat padaku
Memberikan payung
Tak ada, barang satu saja
Yang mau menemani berjalan
Saat seperti ini aku berkhayal, seandainya kita masih bersama
Masih merangkai cerita
Akan seperti apa, entahlah
Setidaknya, aku tak menyedihkan
Apa tak bisa dirimu perhatikan, Aku berubah
Saat sempurna ditinggalkan
Lihat, aku masih mampu berjalan tanpamu
Lihat, aku masih bisa tersenyum tanpamu
Lihat, aku masih bisa mendapat uluran
Menggenggam tangan, membantu berjalan
Tapi lihat, tak kudapat sepasang pun telinga
Yang mau mendengarkan cerita
Tak kudapat seseorang yang mau berbagi suka duka
Menguatkan sesama
Bolehkah aku bercerita padamu seperti dulu,
Sudah kuungkapkan padamu
Bagaimana aku berjalan tanpamu
Kehilanganmu, pendengar terbaikku
Maka, bolehkah aku bercerita padamu,
Bolehkah aku menangis di depanmu,
Bolehkah aku terlihat rapuh didepanmu,
Bolehkah aku menjadikanmu sandaranku,
Bolehkah aku, Kembali seperti dulu.
Boleh